Rumah Tahan Gempa Dan Rahasia Budaya Sunda!

Pemandangan menakjubkan yang terinspirasi oleh Kampung Naga di Indonesia, menampilkan rumah panggung tradisional
Pemandangan menakjubkan yang terinspirasi oleh Kampung Naga di Indonesia, menampilkan rumah panggung tradisional

Halo Sobat Masrizky.id, berjumpa lagi ya di blog yang sama, dalam kesempatan kali ini admin akan berbagi informasi terbaru terkait “Mengungkap Kampung Naga”

Apa itu Rumah Kampung Naga?

Kampung Naga merupakan desa adat Sunda yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat leluhurnya. Dilansir dari detikJabar , nama “Naga” berasal dari bahasa Sunda “na gawir” yang berarti “di lembah”. Seiring berjalannya waktu, istilah tersebut berkembang menjadi “Naga” yang melambangkan letak desa yang berada di bawah perbukitan.

Read More

Menariknya, rumah-rumah di Kampung Naga mempertahankan gaya arsitektur yang seragam. Dibangun sebagai rumah panggung, rumah-rumah tersebut menyatu dengan lanskap alam dan menghadap ke Sungai Ciwulan.

Hebatnya, desa tersebut memberlakukan aturan ketat yang melarang pembangunan rumah tambahan. Hingga saat ini, terdapat 112 bangunan, termasuk sebuah masjid, balai pertemuan, dan Bumi Ageung (rumah komunal besar).

Yang membuat rumah-rumah Kampung Naga berbeda adalah ketahanannya terhadap gempa bumi. Pada tahun 2009, ketika Tasikmalaya mengalami gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter, rumah-rumah ini tetap utuh tanpa kerusakan.

Para peneliti mengaitkan ketahanan ini dengan sistem pondasi unik mereka, yang menggunakan susunan batu tanpa semen. Desain ini tidak hanya menyerap energi seismik tetapi juga memungkinkan air hujan mengalir ke dalam tanah, sehingga mencegah kerusakan.

Mengenal Rumah Kampung Naga: Arsitektur dan Fungsinya

Rumah-rumah Kampung Naga berdiri sebagai bukti warisan budaya Indonesia yang kaya. Hunian tradisional ini memamerkan teknik arsitektur ramah lingkungan dan mencerminkan rasa hormat yang mendalam terhadap alam. Terletak di lembah yang tenang pada ketinggian 488 meter di atas permukaan laut, Kampung Naga menawarkan pemandangan sawah, kolam, bukit, sungai, dan hutan yang menawan bagi pengunjung. Mari kita jelajahi apa yang membuat Kampung Naga dan rumah-rumahnya begitu unik.

Fitur Arsitektur

Rumah-rumah Kampung Naga mengikuti model rumah panggung, yang tingginya sekitar 60 cm dari atas tanah. Lantainya terbuat dari palupuh (bambu), sedangkan dindingnya terbuat dari bilik (anyaman bambu). Penduduk lebih menyukai teknik anyaman sasag karena kekuatan dan keawetannya.

Ruang di bawah rumah panggung ini memiliki banyak fungsi. Ruang ini mengatur suhu, menyimpan kayu bakar, dan bahkan menyediakan tempat berteduh bagi ternak. Tukang membangun rangka menggunakan kayu, bambu, dan paku, sedangkan pilar rumah bertumpu pada batu yang disebut tatapakan.

Fitur menarik lainnya adalah atapnya, yang dirancang dalam bentuk segitiga yang disebut susuhunan julang ngapak jolopong . Desain ini memastikan keawetan dan daya tarik estetika. Cincin bambu atau kayu yang dibungkus ijuk (serat kelapa) mengamankan tepi atap, detail yang oleh penduduk setempat disebut Cagak Gunting .

Fungsi Rumah Kampung Naga

Rumah-rumah Kampung Naga memiliki makna sosial, budaya, dan ekonomi yang mendalam. Setiap bagian rumah memiliki fungsi tertentu, dan setiap ruang diperlakukan dengan penuh penghormatan.

Bagian Depan

Bagian depan, yang dikenal sebagai tepas atau hareup , berfungsi sebagai ruang untuk menyambut tamu laki-laki. Namun, wanita juga diperbolehkan menggunakan area ini.

Bagian Tengah

Bagian tengah merupakan ruang komunal yang digunakan untuk pertemuan keluarga, upacara, dan perayaan. Area ini juga mencakup kamar tidur yang disebut pangkeh enggon .

Bagian Belakang

Bagian belakang berfungsi sebagai dapur, yang khusus diperuntukkan bagi wanita. Pria tidak diperbolehkan melakukan tugas di area ini. Selain itu, dapur juga memiliki ruang suci yang disebut goah atau padaringan , tempat menyimpan beras sebagai persembahan kepada Dewi Sri, dewi padi. ​​Wanita di Kampung Naga melakukan ritual dan persembahan di ruang ini untuk menghormatinya.

Lokasi

Kampung Naga terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Berlokasi strategis di sepanjang jalan utama yang menghubungkan Garut dan Tasikmalaya, desa ini mudah diakses. Letaknya sekitar 32 km dari Kota Tasikmalaya dan 25 km dari Kota Garut.

Dengan mengunjungi Kampung Naga, Anda akan menyaksikan harmoni sempurna antara warisan budaya dan desain fungsional. Desa tradisional ini tidak hanya melestarikan keajaiban arsitekturnya tetapi juga menumbuhkan apresiasi yang lebih dalam terhadap alam dan kehidupan yang berkelanjutan. Apakah Anda ingin menjelajahi kekayaan budaya yang luar biasa ini?

Facebook Comments Box

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *