Halo Sobat Masrizky.id, berjumpa lagi ya di blog yang sama, dalam kesempatan kali ini admin akan berbagi informasi terbaru terkait Psikologis Kongitif.
Permasalahan modern memerlukan solusi modern. Dalam dunia yang berubah dengan cepat, kita menghadapi banyak tantangan, mulai dari perubahan iklim hingga pandemi, kelaparan, dan perang. Semuanya mengharuskan kita untuk menciptakan, menciptakan, dan berpikir di luar kotak sebuah proses yang disebut sebagai pemikiran divergen.
Ubah dunia dengan bermeditasi
Di masa lalu, inovasi seperti listrik, mobil, obat bius, dan antibiotik telah menunjukkan bagaimana kreativitas ilmiah dapat mengubah kehidupan manusia selamanya. Dalam konteks ini, pemikiran divergen memainkan peran penting.
Artinya, menghasilkan ide dan menemukan berbagai solusi untuk suatu masalah, sambil menggabungkan pengetahuan yang ada dengan masalah yang tidak terkait dengan cara yang baru dan bermakna.
Di dunia modern kita, kita perlu menjadi kreatif berpikir di luar kotak dan menemukan solusi inovatif. Jika kita ingin menyelamatkan planet ini, menyembuhkan penyakit, memerangi kelaparan, dan membangun perdamaian, pemikiran divergen bisa menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Hal ini khususnya penting dalam lingkungan pendidikan, seperti sekolah dan universitas, di mana kreativitas dan pemikiran divergen sayangnya sering kali kurang. Dalam persyaratan ketat kurikulum yang ditetapkan, perhatian cenderung terbatas pada pemikiran konvergen menemukan jawaban yang “tepat” untuk suatu masalah.
Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana guru dapat menumbuhkan pemikiran divergen dan pemecahan masalah yang kreatif sambil tetap memiliki cukup waktu untuk mencakup semua kebutuhan program.
Selain metode konvensional untuk merangsang pemikiran divergen, seperti curah pendapat, penelitian menunjukkan cara baru untuk membuat orang berpikir dengan cara baru: Open-Monitoring-Meditation (OMM) .
Studi menunjukkan bahwa yoga yang berfokus pada OMM selama 20 menit dapat memberikan efek positif pada orisinalitas dan fleksibilitas pemikiran divergen, bahkan pada orang yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
Ini mungkin terdengar berlawanan dengan intuisi, mengingat OMM tidak berfokus pada berpikir aktif dan menemukan solusi, tetapi justru sebaliknya: membiarkan pikiran mengembara secara pasif tanpa menghakimi.
Jadi, bagaimana OMM menghasilkan pemikiran divergen yang lebih baik?
Pola otak kita yang tetap
Sepanjang hidup kita, otak kita beradaptasi dengan dunia di sekitar kita. Apa yang dipersepsikan adalah prediksi terbaik otak terhadap lingkungan. Saat kita mencoba memahami orang-orang dan lingkungan di sekitar kita, kita mengembangkan pola pikir tetap yang mengikat kita untuk berpikir dengan cara yang dikenal dan familiar.
Demikian pula, kita tidak dapat menggunakan objek dengan cara yang tidak tradisional bias yang disebut “ketetapan fungsional”.
Meskipun fiksasi mental ini adaptif dan penting untuk memproses informasi dengan cara yang efisien, fiksasi tersebut mengurangi kreativitas kita dan mengarahkan kita ke solusi yang umum dan dikenal, sehingga sulit untuk berpikir di luar kotak.
Dilemahkan melalui meditasi
Namun, meditasi tampaknya “melemahkan” proses kontrol top-down ini . Dalam OMM, pikiran dapat mengembara secara acak, tidak dipaksakan, dan dengan cara baru, sehingga memfasilitasi aliran pikiran baru, yang tidak terikat pada pola pikir yang diperoleh dan tetap.
Peningkatan fleksibilitas kognitif ini membantu mengatasi proses yang sudah mengakar ini dan memfasilitasi pemikiran yang berbeda , yang membuatnya lebih mudah untuk menggabungkan pengetahuan yang ada dan masalah baru dengan cara yang bermakna.
Selain itu, ‘kesadaran non-reaktif’ dari respons otomatis kita terhadap lingkungan dalam OMM mungkin berkontribusi pada pemikiran divergen. Dengan kata lain, kita biasanya cenderung memberi nilai pada pikiran dan pengalaman kita, yang membuat kita mudah membuang solusi yang pada pandangan pertama tidak tampak masuk akal dan berharga. Namun, meditasi telah terbukti mengurangi respons kebiasaan ini.
Dengan membiarkan pikiran mengembara tanpa menghakimi, kita mungkin menjadi lebih terbuka terhadap aliran pikiran yang tidak biasa, tidak berdasar, dan tidak masuk akal.
Meditasi sebagai bagian dari kurikulum
Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa meditasi harus lebih banyak diterapkan, terutama di lingkungan pendidikan yang masih sering berfokus pada pengetahuan faktual, nilai, dan ujian standar. Hal ini tampak sangat ironis, mengingat anak-anak kita akan berjuang melawan dampak perubahan iklim, kelebihan populasi, kelaparan, dan perang yang semakin memburuk.
Sudah saatnya lembaga pendidikan menyediakan lebih banyak ruang untuk menumbuhkan kreativitas dan pemikiran yang berbeda dengan menjadikan meditasi sebagai bagian yang melekat dalam jadwal dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Hanya dengan begitu kita akan membesarkan anak-anak yang dapat menghadapi sifat kompetitif dan tantangan yang semakin meningkat di dunia ini.