Jam Koma Istilah Baru Gen Z untuk Kelelahan Ekstrem

Pernah merasa otak terasa kosong, tubuh tak mampu bergerak dengan energi yang tersisa, dan fokus seolah menghilang begitu saja?
Pernah merasa otak terasa kosong, tubuh tak mampu bergerak dengan energi yang tersisa, dan fokus seolah menghilang begitu saja?

Halo Sobat Masrizky.id, berjumpa lagi ya di blog yang sama, dalam kesempatan kali ini admin akan berbagi informasi terbaru terkait “Jam Koma Istilah Baru Gen Z untuk Kelelahan Ekstrem”

Pernah merasa otak terasa kosong, tubuh tak mampu bergerak dengan energi yang tersisa, dan fokus seolah menghilang begitu saja? Generasi Z punya istilah baru untuk menggambarkan kondisi ini, jam koma.

Read More

Istilah yang tengah viral ini mencerminkan keadaan linglung akibat kelelahan fisik dan mental, sering kali dirasakan setelah menjalani aktivitas yang intens.

Apa Itu Jam Koma?

Jam koma bukanlah istilah medis, tetapi lebih pada gambaran kondisi ketika seseorang merasa sangat lelah hingga kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi atau berfungsi normal. Biasanya, keadaan ini muncul pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, seperti sore hingga malam, setelah tubuh dan pikiran dipaksa bekerja tanpa jeda.

Menurut psikolog, jam koma mirip dengan kelelahan kognitif, yaitu situasi ketika otak terlalu dipaksa berpikir tanpa istirahat yang memadai.

Efeknya, fungsi kognitif seperti fokus, memori, dan kemampuan mengambil keputusan mengalami gangguan. Gen Z sering mengalaminya karena tekanan dari rutinitas modern yang padat, kebiasaan multitasking, hingga penggunaan gadget berlebihan​

Mengapa Jam Koma Terjadi?

Berbagai faktor menjadi pemicu utama dari kondisi ini:

1. Kurang Tidur

Banyak anak muda terbiasa begadang untuk menyelesaikan tugas, menonton serial, atau sekadar berselancar di media sosial. Ketika tubuh kekurangan waktu istirahat, kelelahan menumpuk dan puncaknya adalah jam koma.

2. Penggunaan Gadget Berlebihan

Interaksi tanpa henti dengan layar ponsel atau komputer membuat otak bekerja ekstra untuk memproses informasi. Ini memicu kelelahan yang sering kali tidak disadari.

3. Gaya Hidup Tidak Seimbang

Asupan makanan cepat saji, kurang olahraga, serta konsumsi kafein berlebihan dapat mempercepat penurunan energi.

4. Stres dan Tekanan Lingkungan

Tuntutan sosial, akademik, atau pekerjaan membuat Gen Z berada dalam kondisi tekanan terus-menerus. Akibatnya, tubuh dan otak kelelahan secara bersamaan​

Di media sosial, Gen Z sering membagikan momen jam koma melalui video singkat. Contohnya, lupa mengambil uang setelah menarik dari ATM, salah bicara dalam percakapan, atau bahkan tertidur di tengah aktivitas harian. Hal-hal sederhana ini menjadi simbol bagaimana ritme kehidupan modern memengaruhi kemampuan otak untuk tetap fokus​

Meski terdengar negatif, jam koma juga menyimpan pelajaran penting tentang kebutuhan untuk mendengarkan tubuh. Dalam berbagai unggahan, banyak yang berbagi tips sederhana untuk keluar dari kondisi ini, seperti mengambil waktu untuk istirahat, makan makanan bergizi, atau sekadar meluangkan waktu untuk berbicara dengan teman.

Generasi muda mulai menyadari bahwa produktivitas tidak harus selalu mengorbankan kesehatan fisik dan mental. Istirahat tidak hanya hak, tetapi juga kebutuhan dasar agar tetap bisa menjalani hari dengan penuh energi dan semangat.

Menghadapi jam koma berarti menghadapi kenyataan bahwa tubuh dan pikiran membutuhkan keseimbangan. Dengan belajar dari pengalaman ini, banyak yang berharap dapat lebih memahami diri sendiri dan menciptakan pola hidup yang lebih sehat.

Facebook Comments Box

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *